Belajar Mastering Lagu untuk Pemula (Part 1)

belajar mastering
Luftikus, Plugin EQ Freeware Berkarakter Analog
Mastering Online Instan vs Mastering Manual

Video ini adalah bagian ke-1 dari tutorial Mastering utk pemula !


Banner Belajar Mastering Part 1 640px
Sebelum mastering ada beberapa hal yang mesti dipahami orang yang akan belajar mastering yaitu :

  1. Pahami Alat monitoringmu !

  2. Pahami Ruanganmu !

  3. Setiap plugin sebaiknya HANYA mengubah sedikit bunyi aslinya !

  4. Setiap lagu / kasus mempunyai solusi berbeda, JANGAN dihafal mati setingnya !

  5. Gunakan lagu referensi yang paling mirip dengan musikmu !

  6. Saat membandingkan hasil suatu proses, samakan dulu level !

    (=Level Matching)

Penjelasan setiap poin di atas ada pada videonya !

Proses yg kita lakukan saat MASTERING :

  1. Tone Balancing
  2. Dynamic Balancing
  3. Stereo Widening
  4. Character Building
  5. Level Maximizing

Seri video ini akan membahas satu persatu teknik tersebut di atas !

Berikut ini video tutorial mastering part 1 ini :

Plugin yang digunakan adalah plugin FREEWARE yang tersedia untuk Mac & Windows, 32 atau 64 bit, format VST dan/atau AU yang bisa dibaca pada artikel Luftikus, Plugin EQ Freeware Berkarakter Analog !

Software yang digunakan adalah Cubase 7.5, walaupun begitu, prinsip kerja masteringnya bisa diterapkan pada DAW apapun !

Semoga bermanfaat !

Luftikus, Plugin EQ Freeware Berkarakter Analog
Mastering Online Instan vs Mastering Manual

30 comments on “Belajar Mastering Lagu untuk Pemula (Part 1)

  1. Thanks mas Agus Hardiman udah share ilmunya lgi, satu hal baru yang saya dapat dari video ini adalah membuat marker pada saat mastering, biasanya markering pas awal arranging aja, ternyata mempercepat kinerja juga penggunaan marker saat mastering ya mas. Oy mas boleh tanya satu hal ga, kenapa pada step awal sebelum tonal balacing itu lagu referensi yang dikecilkan bukan lagu yang mau dimastering yang kita maximalkan dulu levelnya? Makasih mas.

    1. Sebenarnya bisa saja seperti itu dalam arti taruh maximizer dan sejenisnya di akhir plugin chainnya. Hanya bagi saya, cara ini bisa lebih ‘merusak’ audio daripada cara yg saya bikin. Dgn lagu kita di naikkin levelnya menyamai lagu referensi via maximizer, audionya sudah di compress habis, padahal kita belum atur tone & dynamicnya.

      Kalau dengan cara yg di video saya, kita bener2 gak mengcompress abis audionya, sedikit demi sedikit ditambahkan proses sampai beres.

      Btw, di video saya juga di tulis, ini hanya salah satu cara saja, mungkin di kasus lain, cara yg Aditya bilang lebih cocok…Use Your Ears & Go For It !

      1. Makasih mas Agus atas penjelasannya…
        Mungkin memang disesuaikan kasusnya seperti apa ya mas.
        Ditunggu video selanjutnya mas, masih nyimpen pertanyaan soal dynamic balancing nih mas, hehe

  2. Bang itu alan walker, chainsmoker, illenium bkin lagunya mreka ambil lagu orang apa bkin sndri pake alat musik atau langsung ke software? Mau coba bkin nih bang mohon pencerahan

    1. Biasanya mayoritas produksi mereka itu pakai lagu yg mereka bikin sendiri walau bisa juga ada bbrp lagu yg bekerjasama dengan orang lain. Cek / googling aja composer lagunya siapa 😉

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.